Senin, 01 Maret 2010

Warna-Warni Kehidupan dalam Cinta

Judul Buku : Pelangi Kehidupan 1, Antara Cinta dan Kegilaan

Pengarang : Teha Sugiyo

Penerbit : Kanisius, Yogyakarta

Tahun : 2008

Tebal : 288 halaman


Setiap manusia pasti pernah merasakan saat-saat sedih, berduka, kurang semangat, dan sebagainya. Sebaliknya, manusia pasti juga pernah mengalami saat-saat bahagia. Itulah warna-warni hidup ini. Namun, satu hal yang tak boleh dilupakan, janganlah kita terburu-buru merasa bahwa kitalah manusia paling susah, atau juga bahagia di dunia ini. Temukanlah kisah-kisah pembandingnya dalam buku ini.

Isi buku ini adalah berupa kisah-kisah inspirasi. Isi buku ini terdiri dari dua bagian, yaitu kisah yang membahas hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesama (berkaitan dengan cinta). Sesuai dengan judulnya, buku ini menyajikan warna-warni kehidupan, yang jika direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi inspirasi hidup. Bahkan tak hanya inspirasi yang kita dapat, tapi juga secara pribadi menggetarkan hati. Maka, tidak usah malu apabila kita menitikkan air mata begitu membaca kisah-kisahnya, karena kita berhak menangis.

Beberapa cerita pada bagian pertama misalnya, bisa membangun kesadaran betapa Tuhan mencintai kita. Nyata bagi kita bahwa Ia telah mengirimkan putra-Nya ke dunia, untuk membayar LUNAS segala dosa yang kita lakukan. Walaupun kita sering menyakiti hati-Nya, kasih-Nya pada kita tak berkurang, bahkan justru bertambah. Bagaimana pun juga, Ia tetap akan menemani perziarahan hidup kita hingga akhir, entah kita menyadari-Nya atau tidak (seperti pada kisah "Memorandum Tuhan", "Ketika Gubugku Terbakar", "Mahkamah", dsb).

Selain itu, bagian pertama juga bisa sebagai pengingat bagi kita, betapa uniknya kita sebagai ciptaan Tuhan. Tuhan juga telah memberi kebebasan yang sangat bersar bagi kita (seperti dalam kisah "Surat dari Sahabat", "Kasih Tuhan", "Pengaturan yang Terbaik", dsb). Kisah-kisah tersebut bukan hanya sekedar kisah inspirasi belaka, tapi juga kisah nyata! Kita selalu diberi kebebasan oleh-Nya, tergantung bagaimana kita menanggapi kebebasan itu. Walau begitu, tidak selamanya Kita bisa bersikap bebas, karena adanya keterbatasan manusia sebagai makhluk ciptaan.

Di bagian kedua, tersimpan kisah-kisah yang seakan berharga sama dengan harta karun. Di sini terdapat berbagai macam pengalaman dan kegetiran hidup ini. Lagi-lagi kita akan bertemu dengan yang namanya CINTA. Tapi cinta di sini adalah cinta antara manusia dengan sesamanya. Salah satu cara untuk mencintai Tuhan adalah dengan mencintai sesama. Dari sinilah kita juga bisa mengambil kesimpulan, betapa sesama kita juga memiliki cinta yang sangat besar bagi kita. Sekalipun kita melakukan kesalahan-kesalahan besar dan fatal, yang mungkin sukar untuk dilupakan dan dimaafkan, mereka tetap mencintai kita (seperti dalam kisah "Saya adalah Ibu Terjahat", "Kebaikan Hati Mary", "Hadiah dari Sang Ayah", dsb).

Di bagian kedua inilah kebanyakan pembaca menitikkan air matanya, atau paling tidak merasa terharu dan dikuatkan. Bagian ini berisi kisah-kisah yang mengharukan, bahkan menggetarkan hati para pembaca. Kebanyakan memang merupakan kisah cinta manusia yang berlatar belakang tragis, meskipun ada juga yang happy ending. Tapi kita tidak lalu merasa putus asa atau negative thinking yang lain. Sebaliknya, kita justru merasa imannya dikuatkan dan semakin percaya bahwa semua orang mencintai kita. Banyak di antara kisah-kisah itu merupakan kisah nyata! Maka jangan ragu lagi, cinta dan penyelenggaraan Tuhan itu ada!

Satu hal yang perlu diperhatikan saat kita sampai di bagian kedua ini, yaitu keberanian yang cukup untuk membacanya. Mengapa? Karena di sini peran manusia seakan-akan disepelekan sebagai makhluk yang sangat mudah jatuh ke dalam dosa. Maka jangan sampai kita malah kecil hati dan rendah diri sebagai manusia ketika membaca bagian ini. Memang manusia adalah makhluk ciptaan yang paling agung, sempurna dan luhur. Selain itu, manusia juga memiliki akal budi, hati, dan jiwa. Dibalik semua itu, ada yang namanya DOSA, yang berjarak sangat tipis dengan keadaan tadi. Ya, karena manusia itu rentan terhadap dosa. Tapi seperti yang sudah-sudah, Tuhan tetap mencintai kita sebagai manusia, sang pendosa. (seperti dalam kisah "Kasih Tuhan", "Mahkamah", dsb.

Sampai saat ini belum ada orang yang mengaku menyesal telah membeli maupun membaca buku ini, karena isinya sangat berarti bagi kehidupan. Harga yang kita bayar untuk mendapatkannya pun tidak setimpal dengan makna hidup yang didapat. Sebuah buku yang sangat murah jika dibandingkan dengan isinya.

Buku ini relevan bagi siapa saja, terutama bagi mereka yang merasa dirinya adalah orang paling sedih, atau bahagia di dunia. Bagi orang yang terpanggil, buku ini juga sangat berguna, untuk semakin menguatkan iman dan panggilan.

Dalam kata pengantarnya, Pak Teha Sugiyo mengungkapkan bahwa beliau memiliki banyak sekali kisah-kisah inspirasional. Baru atas desakan teman dan kerabatnya, terciptalah buku ini. Mungkin kisah-kisah yang ada di buku ini sudah pernah kita dengar sebelumnya. Tetapi beliau berharap agar kita memandangnya dengan suatu paradigma baru. Bersikaplah terbuka sehingga kisah-kisah ini sendirilah yang mendatangi hati dan jiwa kita, meresap, mengalir, dan selanjutnya memperkaya hidup kita. Jika hal itu terjadi, maka kisah-kisah dalam buku ini sudaj melaksanakan tugasnya dengan baik. Dan marilah kita hidup dalam cinta. Coba bayangkan, betapa indahnya dunia ini jika di mana-mana ada yang namanya CINTA...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar